Pengecualian tersedia untuk penerbangan yang dipesan antara 23 Oktober dan 31 Oktober dengan jadwal keberangkatan sebelum tengah malam 1 Januari 2021.
Operator bandara milik negara Angkasa Pura I mencatat peningkatan penumpang 16,9 persen bulan ke bulan pada bulan Oktober, setelah dimulainya program stimulus.
Sementara stimulus dapat memberikan dorongan penumpang yang sangat dibutuhkan, Chris mengatakan program ini hanya akan mengarah pada pertumbuhan tambahan untuk kinerja keuangan Garuda, karena perusahaan selalu menikmati berbagai subsidi pemerintah.
Intervensi pemerintah terbaru termasuk suntikan modal 8,5 triliun rupiah melalui skema obligasi konversi wajib pada bulan Juli.
Untuk mencegah kerugian lebih lanjut, Chris mengatakan Garuda harus fokus pada lini bisnis utamanya yaitu penerbangan terjadwal dan memotong beberapa anak perusahaannya yang berkinerja buruk.
“Saya berharap perusahaan dapat menempatkan semua upaya mereka di lini bisnis utama penerbangan berjadwal mereka untuk menekan biaya operasional dan meningkatkan laba,” katanya.