JAKARTA (Reuters) – Indonesia mengharapkan bahwa pakta perdagangan terbesar di dunia, yang melibatkan 15 negara di Asia-Pasifik, akan ditandatangani selama pertemuan puncak para pemimpin virtual pada akhir pekan, Menteri Perdagangan negara itu mengatakan pada Selasa (10 November).
Para pemimpin ASEAN yang beranggotakan 10 negara, China, Jepang, Korea Selatan, Australia dan Selandia Baru dijadwalkan untuk menyelesaikan pembicaraan tentang Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) pada pertemuan puncak pada 15 November, kata Menteri Perdagangan Indonesia Agus Suparmanto.
“Pada 15 November 2020, perjanjian perdagangan bebas mega RCEP akan ditandatangani,” katanya kepada wartawan, menambahkan bahwa kesepakatan “strategis” harus meningkatkan ekspor negaranya ke negara-negara penandatangan lainnya.
Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, mengatakan RCEP dapat membantu negara-negara di kawasan ini mempercepat pemulihan ekonomi mereka dari penurunan saat ini yang disebabkan oleh pandemi virus corona.
Ke-15 negara, yang menyumbang 29 persen dari produk domestik bruto global, menyetujui persyaratan RCEP tahun lalu, menyiapkan jalan bagi kesepakatan yang akan ditandatangani tahun ini.
India menarik diri dari pembicaraan tahun lalu, khawatir bahwa penghapusan tarif akan membuka pasarnya terhadap banjir impor yang dapat membahayakan produsen lokal.
Negara-negara lain mengatakan pintu tetap terbuka untuk New Delhi.
Setelah penandatanganan, semua negara harus meratifikasi RCEP dalam waktu dua tahun sebelum menjadi efektif, kata Menteri Perdagangan Indonesia, menambahkan bahwa Jakarta akan menggunakan waktu untuk mempersiapkan bisnis untuk mengambil keuntungan penuh dari kesepakatan tersebut.