WASHINGTON (AFP) – Presiden terpilih Joe Biden mengatakan pada hari Rabu (25 November) bahwa orang Amerika “tidak akan berdiri” untuk upaya menggagalkan hasil pemilihan AS, tetapi Presiden Donald Trump menggandakan penolakannya yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengakui kekalahan dan menyerukan agar hasilnya dibatalkan.
Dalam pidatonya pada malam liburan Thanksgiving, Biden mengatakan di kota kelahirannya Delaware bahwa orang Amerika “memiliki pemilihan umum yang penuh dan adil dan bebas, dan kemudian kami menghormati hasilnya”.
“Orang-orang di negara ini dan hukum negara tidak akan berdiri untuk hal lain,” katanya.
Pernyataan Demokrat mengisyaratkan garis keras terhadap Trump, yang selama lebih dari tiga minggu telah menggembar-gemborkan teori konspirasi, tanpa bukti yang berarti, bahwa Biden mencuri kemenangan pada 3 November.
Namun, Trump menggali tumitnya. “Kita harus menyerahkan pemilihan,” katanya kepada pendukung Partai Republik di Pennsylvania.
“Pemilihan ini dicurangi,” kata Trump melalui telepon, mengulangi beberapa klaim perusakan suara yang telah ditembak jatuh di ruang sidang di seluruh negeri. Dia mengatakan “yang kita butuhkan hanyalah meminta hakim mendengarkannya dengan benar”.
Trump sebelumnya dijadwalkan hadir secara langsung di pertemuan Partai Republik, yang berlangsung di dekat lokasi medan perang Perang Saudara Gettysburg. Dia membatalkan pada menit terakhir.
Pertemuan itu, yang juga menampilkan pengacara pribadi Trump yang kontroversial, Rudy Giuliani, secara keliru digambarkan oleh Presiden di Twitter sebagai “sidang Senat Negara Bagian Pennsylvania yang sangat penting”. Itu sebenarnya diadakan di sebuah hotel di kota kecil dan, bukan sidang resmi, hanyalah sebuah forum bagi para pendukung Trump yang bersemangat untuk mendorong klaimnya yang bebas bukti.
Biden memenangkan Pennsylvania dengan selisih 80.000 suara pada 3 November, membantunya meraih kemenangan nasional yang meyakinkan dan menjadikan Trump sebagai presiden satu periode.
Pencalonan presiden Trump berikutnya?
Trump, yang merobek norma yang tak terhitung jumlahnya selama empat tahun berkuasa, mengukir wilayah baru dengan penolakannya untuk menyerah kepada Biden.
Para pendukung menyarankan dia sudah mengincar pengumuman mencalonkan diri sebagai presiden lagi pada tahun 2024.
Membangun mereknya menjelang kampanye baru mungkin menjadi salah satu penjelasan untuk pengejaran mantap taipan real estat dari penyebab yang hilang seperti itu.
Giuliani dan pengacara Trump lainnya telah melihat tantangan tak berdasar terhadap penghitungan suara yang ditolak oleh pengadilan di seluruh negeri. Tuduhan tim hukum secara rutin dipenuhi dengan klaim yang berlebihan dan terkadang sangat tidak akurat.