Pihak berwenang Malaysia telah menahan 18 tersangka penyelundup, tiga di antaranya warga negara Thailand, menyusul baku tembak pada Selasa (24 November) di perbatasan Thailand-Perlis yang menewaskan seorang polisi dan melukai pasangannya secara serius.
Kelompok itu diyakini menyelundupkan daun ketum (kratom) Thailand dan obat batuk untuk dijadikan obat.
Kepala polisi Abdul Hamid Bador mengatakan pada konferensi pers pada hari Rabu bahwa sebagai gantinya, pihak Malaysia akan menerima syabu, pil yaba dan heroin, untuk dijual di negara itu.
Ke-18 pria itu, berusia 19 hingga 37 tahun, ditahan selama tujuh hari sejak Rabu untuk membantu polisi dalam penyelidikan mereka, lapor berita online The Star.
Para tersangka sedang diselidiki berdasarkan KUHP untuk pembunuhan dan percobaan pembunuhan.
Empat negara bagian Malaysia – Perlis, Kedah, Perak dan Kelantan – berbagi perbatasan panjang dengan Thailand selatan.
Kepala polisi negara bagian Perlis, Datuk Surina Saad, mengatakan 16 dari 18 tersangka ditangkap dari berbagai bagian negara bagian pada pukul 7 pagi setelah baku tembak pukul 3 pagi.
Dua warga negara Thailand ditangkap oleh polisi Thailand di seberang perbatasan, kata The Star.
Kopral Baharuddin Ramli, 54, dari Pasukan Operasi Umum infanteri ringan polisi (GOF) tewas di tempat setelah ditembak, sementara Kopral Norihan Tari, 39, dalam kondisi kritis.
Keduanya sedang dalam tugas pengumpulan intelijen ketika mereka menemukan tersangka penyelundup pada dini hari Selasa, dan baku tembak terjadi.
Inspektur Jenderal Polisi Malaysia Hamid mengatakan insiden penembakan di perbatasan antara GOF dan tersangka penyelundup adalah yang ketiga bulan ini saja, tetapi tidak ada cedera dalam dua insiden pertama.
Dia dilaporkan oleh Berita Harian Malaysia mengatakan bahwa para penyelundup akan memanjat tembok di perbatasan menggunakan tangga dan meninggalkan barang-barang ilegal mereka di daerah yang disepakati, untuk diambil oleh pihak lain nanti.